I am watching

Sunday, January 22, 2017

Jangan Langsung Percaya! Ini Cara Praktis Mendeteksi Berita Hoax / Palsu

Area Bebas Hoax
Area Bebas Hoax

Bagaimana Cara Praktis Mendeteksi Berita Hoax? Inilah yang Perlu Kita Perhatikan!


Istilah 'Hoax' sebenarnya telah dikenal sejak era 1800-an. Namun, perkembangan teknologi yang kian masif menjadikan hoax kian mudah dan cepat menjadi sebuah hal yang populer di tengah masyarakat.

Sebagai masyarakat, apakah kita bisa meminta pemerintah untuk menutup situs-situs hoax atau memenjarakan setiap orang yang sengaja menyebarkan berita hoax? Hm, tentu tidak semudah itu.


Penyedia layanan internet, pengembang sosial media, dan pemilik media mainstream pun tidak terlalu mempersoalkan penyebaran berita hoax. Bahkan justru sebagian besar dari mereka mendukung adanya berita hoax selama itu menguntungkan, meski hal itu dapat mencoreng reputasi mereka sendiri.

Sebagai pembaca, sebagai rakyat yang tidak memiliki kekuasaan dalam hukum-menghukum, apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa menjadi rakyat yang cerdas dengan tidak menerima semua berita yang datang kepada kita. Melainkan kita harus cek dulu kebenarannya.

Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengecek kebenaran sebuah informasi.


1. Cek Media yang Digunakan

Media yang sangat sering digunakan adalah pesan berantai, akun sosmed yang tidak jelas, dan website yang tidak jelas pula. Bagaimana tidak jelasnya? Maksudnya di akun tersebut tidak dicantumkan penanggungjawabnya dan tidak dicantumkan sumber-sumber informasinya.

2. Cek Sumber Informasinya

Kebanyakan berita hoax tidak memiliki sumber sama sekali. Jikapun mencantumkan sumber, biasanya sumber itu tidak nyambung atau sama-sama berasal dari sumber yang hoax juga. Tapi perlu hati-hati, sekarang sudah banyak berita hoax yang mengatasnamakan pejabat/instansi/organisasi tertentu, padahal hal itu sama sekali tidak benar atau rekayasa framing yang berlebihan. Maka, mencari informasi di akun-akun resmi yang bersangkutan akan lebih akurat hasilnya.

3. Cek Judul Berita

Coba kita lihat inti berita tersebut. Apakah ada sumber lain yang memberitakan hal yang sama? Atau bahkan, ada sumber lain yang memberitakan kebalikannya? Nah, disini kita harus sering-sering buka mesin pencari alias paman Google.

4. Cek Foto

Jika kita membuka sebuah halaman web/blog berisi sebuah informasi, kita pasti sering melihat ada foto. Foto itu biasanya digunakan untuk memperkuat informasi yang ditampilkan. Nah, kita bisa mengecek apakah foto tersebut memang nyambung dengan isi berita atau tidak. Caranya dengan menggunakan fasilitas Google Image. Disana kita bisa melihat apakah foto itu memang pertama kali diunggah di dunia maya dengan berita yang sama atau tidak. Jika tidak, kemungkinan berita tersebut adalah berita hoax menjadi semakin besar.

5. Yang Terpenting yaitu Mengecek Kebenaran ISI berita

Cara yang paling ampuh adalah bertanya kepada pakarnya atau kepada orang yang bersangkutan. Jika berita itu tentang kesehatan, maka tanyakanlah kepada ahli kesehatan kenalan kita. Jika berita itu tentang suatu pernyataan sebuah lembaga, maka crosscheck ke akun resminya atau bertanya kepada pejabat di lembaga tersebut.

Selain kelima poin di atas, perlu juga diperhatikan:


Mendapatkan informasi melalui video biasanya lebih akurat. Karena video cenderung lebih sulit untuk dimanipulasi. Itupun akan lebih baik jika kita mengetahui suatu informasi secara lengkap, bukan yang terpotong-potong. Karena kita akan lebih mudah dan lebih tepat dalam memahami suatu berita jika sudah memahaminya secara keseluruhan.

Dari kelima poin di atas, yang sangat penting dan yang paling bisa diandalkan adalah poin ke-5. Yaitu mengecek langsung ke yang bersangkutan.

Artinya, tidak semua yang membagi informasi melalui medsos, sms berantai, ataupun akun berdomain dot blogspot itu salah. Juga tidak semua berita dari media mainstream yang namanya sudah meroket itu selalu benar.

Tidak semua berita yang tidak memiliki sumber itu salah. Juga tidak semua berita yang bernada ilmiah dengan menyebut-nyebut organisasi Internasional pun selalu benar.

Terkadang kita sendiri salah dalam mempersepsikan suatu artikel/pemberitaan.


Bagaimana tidak. Mayoritas media sering sekali memberitakan dua per 10 bagian. Jika kita membaca suatu berita di sebuah situs, ibaratnya itu hanyalah 2-3 pernyataan yang dipotong dari total 10 pernyataan. Ditambah lagi dengan framing yang berlebihan pasti membuat pembaca harus berpikir lebih keras untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya. Ingatlah bahwa sebagus apapun media, seterkenal apapun dia, maka tetap saja bisa menyebarkan berita hoax.

Akhir kata, semoga kita semua bisa menjadi bagian dari masyarakat cerdas yang tidak mudah menerima informasi tanpa melakukan crosscheck terlebih dahulu. Mari kita bersama-sama membangun diri yang kritis dan cermat untuk mewujudkan lingkungan masyarakat yang maju dan makmur.


Share:

0 comments:

Nur Arifah dan Rayhan Akhyaro Azka. Powered by Blogger.

Cari di Blog Ini

Laman

Contributors